Pendidikan di Istana Suci

Oleh: Alfaz Auliya Ramadani (siswa kelas XI MA NU ASSALAM)

Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.” (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)

Pembentukan karakter bangsa lebih kuat bila diperoleh dari sistem pendidikan yang bagus dan tidak hanya mementingkan IQ (kecerdasan intelektual) serta EQ  (kecerdasan emosional), melainkan juga di Imbangi dengan SQ (kecerdasan spiritual). Dan itu semua bisa didapat di sekolah berlatar belakang pesantren.

Istilah pesantren berasal dari kata dasar “santri” yang mendapat imbuhan awalan pe- dan akhiran –an. Sejak didirikan pertama kali, pesantren memang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang memfokuskan pengajaran dalam bidang agama Islam (Widiyanta & Miftahuddin, 2009). Oleh karena itu, pesantren dapat diartikan sebagai tempat tinggal para santri. Arti santri sendiri adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang yang saleh (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008:1266).

Sehingga negara  kita dapat menciptakan anak bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulia, serta berdampak baik dalam Negara kita; yaitu terhindar dari segala kemaksiatan yang sering terjadi di masa kini, seperti tangan usil para petinggi yang sering menggerogoti harta rakyat, lebih parah nya lagi kalau merampas harta seorang miskin yang sudah ditinggal pencari nafkah nya. Rosulullah sangat membenci hal tersebut. Bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya aku lihat kami ini orang yang lemah. Sesungguhnya aku sangat menyayangimu. Janganlah engkau  memberikan kepimpinan kepada dua orang sekaligus dan janganlah engkau membiarkan harta anak yatim dikuasai oleh orang yang tidak bertanggungjawab.” dan Allah berfirman di dalam kitab suci Al-qur’an Surat An-Nisa’ ayat 10: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu hanyalah menelan api ke dalam perut mereka, dan mereka pula akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala”.


”Pejabat Negara”,  mendengar kata ini terpikirkan di benak saya; Apa sih yang dilakukan mereka? Mengapa mengiginkan berbagai fasilitas  yang mewah dan mahal? Selalu meminta ’komisi’ yang berbagai macam, bukankah itu mubadzir?. Mungkin berguna di mata mereka. Ya, karena membuat hati mereka nyaman dan senang menikmati harta negara. Maka muncul pepatah ” Yang kaya makin kaya dan yang miskin tambah miskin”. Kita juga tak lupa dengan pejabat yang kurang bisa dipercaya dalam memerintah negara yang sudah 70 tahun merdeka ini, sehingga belum bisa dikatakan ’merdeka’ jika masih ada rakyat merana karena ketidakjujuran dan titik hitam dari pihak petinggi negara.

Namun adakah salah satu pejabat pemerintahan berpikir bahwa ada solusi untuk menanggulangi hal tersebut? Saya bantu menjawab: ADA, yaitu menjaga dan mendidik calon-calon pemimpin negara yang tidak lain adalah anak bangsa dengan cara mendukung para anak bangsa untuk memprioritaskan balajar di pesantren.

Lantas apa sih yang dilakukan pesantren sehingga pemerintah harus mendukung hal tersebut?

Ada banyak pengaruh baik bagi anak bangsa yang meraih pendidikan sekolahnya di pesantren. Dengan kurikulum dan karakteristik masing-masing, pesantren akan mampu menciptakan kader-kader bangsa yang berakhlak mulia, sehingga dapat dipercaya ketika memerintah bangsa di kemudian hari. Menciptakan kader-kader bangsa yang berilmu lengkap, formal ataupun nonformal (agama). Menciptakan kader-kader bangsa yang dapat bersosialisi di muka masyarakat, sehingga bisa terikat hubungan yang sangat erat antar sesama. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Tahukah kalian apa yang selalu dipelajari  dalam pesantren?Semua dipelajari dalam pesantren, tidak hanya ilmu duniawi saja tetapi juga ilmu akhirat. Semua sudah diatur dalam pesantren, sehingga banyak santri yang takut dan berpikir lebih matang jika ingin melanggar sebuah peraturan, karena yang akan dihadapi adalah hukuman yang membuatnya malu dan jera. Dalam pesantren akhlak juga akan terjaga seperti sholat lima waktu berjamaah, ngaji bersama, kita juga  selalu dapat masukan rohani dari kyai atau ustadz, sehingga ketika ia lulus dari pendidikannya ia akan menjadi penerus bangsa yang menegakkan keadilan dan kenyamanan di dalam negara. Itu sebabnya kami menyebutnya sebagai ISTANA SUCI. Inilah yang kami sebut calon pemimpin yang dapat dipercaya karena kebiasaan yang selalu mereka lakukan di kehidupan sehari-hari. Coba anda bayangkan apa yang terjadi jika pemerintahan Indonesia dipimpin (oleh) santri yang jujur dan dapat dipercaya? Semua akan merasakan kemerdekaan dalam keadilan dan kejujuran. karena pemimpin semacam itu akan selalu mementingkan rakyatnya.

Lantas, apakah pemerintah hanya berpangku tangan dalam menghadapi masalah ini? Tentu  saja tidak. Ada beberapa program pemerintah yang mendukung para santri, seperti program beasiswa ketika hafal Al Qur’an 30 juz di berbagai universitas, dan juga kuliah di luar negeri bagi orang yang berprestasi dan dapat menghafal al-qur’an 30 juz serta hafal beberapa hadits.

Pasti anda tau virus koruptor semakin meraja-lela. Banyak koruptor yang bebas berkeliaran di negeri kita dan membuat rakyat menderita. Cobalah pikirkan sejenak, mungkin santri-santri akan memberantas mereka sampai ke ujung dunia, sehingga negara kita bisa bersih dari hal tersebut dan rakyat pun hidup sejahtera. Bahkan bisa jadi para santri lah yang akan membuat negara kita yang sekarang masih disebut negara berkembang menjadi negara maju. Mereka semua akan memberikan kesempatan yang besar bagi pemuda yang kreatif untuk mengembangkan negara ini, sehingga mereka tidak perlu menjual kreatifitasnya keluar negeri karena merasa tidak dihargai di negeri sendiri.

Allahu A’lam..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *