Cara Menjadi Santri Berkualitas

oleh: Ust. Yatimin Syarofi


Salam pembaca yang berbahagia. Untuk mengawali tulisan ini terlebih dahulu marilah kita memuji kepada Allah SWT Dzat yang maha sempurna yang telah memberi nikmat, rahmat yang agung kepada kita, dzat yang memberi hidayah kepada kita Dzat yang telah ada sebelum kata ada itu ada, Dialah dzat yang Maha Mengetahui dan yang Maha Segalanya. Wahai pembaca yang berbahagia, harapan menjadi santri atau pelajar yang berkualitas adalah salah satu bentuk rasa bersyukur kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang telah diberikan kepada kita. Semoga kita senantiasa mendapatkan petunjuknya.. Amiin..

Pembaca yang berbahagia. Untuk menjadi santri atau pelajar yang berkualitas adalah dambaan setiap pelajar dan orang tua di manapun, bahkan para guru. Untuk menggapai cita-cita besar tersebut sebenarnya sudah banyak cara yang dibicarakan oleh orang-orang terdahulu. Sebagaimana yang disampaikan oleh beliau Syekh Az-Zarnuji, yaitu enam syarat dalam mencapai  keberhasilan (achieve) ilmu pengetahuan.

Yang pertama adalah cerdas. Artinya seorang pelajar atau siswa harus mau berfikir untuk melatih otak secara benar, tidak asal meniru tapi berdasar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diskusi, baik dengan sesama teman maupun dengan guru, baik di kelas maupun diluar kelas. Dengan diskusi ini akan melatih kita menjadi cepat berpikir, merespon atau menyampaikan sebuah gagasan kepada orang lain dan tentu akan melatih berbicara serta berretorika. Hingga akhirnya terampil dalam berfikir dan memberikan solusi yang benar melalui bahasa lisan. Hal ini hendaknya didasari dengan dasar-dasar logika bahkan filsafat. Sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ghozali dan Ibnu Sina. Beliau-beliau ini adalah pakar-pakar diskusi. Lihat sejarah Al Ghozali dan Ibnu Sina, dsb.

Yang kedua adalah Memiliki rasa ingin tahu yang kuat terhadap apa yang belum diketahui. Misalnya mau bertanya kepada orang yang dianggap mengerti, seperti bertanya kepada sesama teman, guru dan siapa saja yang dianggap mengerti dan faham. Hal ini bisa dilakukan baik didalam maupun diluar kelas. Sebagaimana yang kita lihat dari kebanyakan siswa sebenarnya belum tahu dan belum faham, akan tetapi tidak mau bartanya atau takut bertanya. Bahkan jaga gengsi, takut dianggap bodoh, padahal sebenarnya memang belum mengerti. Apabila keadaan ini terus menerus berlanjut rasanya akan sulit bagi santri atau pelajar dikatakan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Yang ketiga adalah Harus bersabar. Artinya dalam menuntut ilmu pengetahuan tidaklah mudah. Tentu kita akan dihadapkan empat hal.

1.   Hambatan, seperti sebenarnya sudah ingin suka membaca akan tetapi dia terhambat oleh temannya yang mengajak untuk mengobrol yang tidak jelas arahnya, diajak guyon dan sebagainya. Hal ini harus dihindari, tetap bertahan membaca terus menerus karena hal-hal seperti itu hanya akan menghabiskan waktu saja.

2.  Tantangan, artinya hidup ini banyak sekali tantangan yang sedang dan akan kita hadapi. Contoh kecil jika kita tidak punya skill dan ilmu pengetahuan apapun, rasanya sulit bagi kita untuk memperoleh sebuah kemuliaan diantara sesama manusia. Untuk itu kita harus bersabar untuk membekali diri dengan skill dan ilmu pengetahuan. Jika diri kita sudah dibekali skill dan ilmu pengetahuan tersebut layaklah kita memperoleh kemuliaan. Semoga Allah memberikan kesabaran bagi kita semua dalam menuntut ilmu pengetahuan. Amiin..

3.  Ancaman, artinya kita tidak hidup sendiri. Tentu akan dihadapkan sesuatu yang mengancam keberhasilan kita dalam belajar seperti permusuhan, sifat dengki dan sifat-sifat buruk lainnya. Hal-hal ini bisa mengancam kita untuk memperoleh keberhasilan.

4.  Gangguan. Gangguan ini dapat muncul baik dari diri kita sendiri maupun dari luar. Seperti kebanyakan begadang akan mengganggu kesehatan kita. Ketika badan tidak sehat tentu belajar menjadi terganggu, dsb.

Semoga pembaca yang berbahagia mendapat petunjuk dari Allah SWT. Amiin…

 Untuk melewati rintangan-rintangan tersebut diperlukan kesabaran yang tinggi. Sebab orang yang sabar sebagaimana sosok laki-laki yang gagah perkasa. Artinya dia tidak mudah terhambat, terancam, dan terganggu oleh apapun dan siapapun. Namun kesabaran pun harus pula dilatih. Hal itu bisa dilakukan dengan cara riyadhoh, berdzikir, dll.

Yang keempat adalah adanya bekal dalam menuntut ilmu. Seperti bisa membaca, menulis, berhitung, buku, pakaian, biaya, dan lain-lain. Ibarat orang bepergian tanpa  bekal akan dihadapkan banyak kesulitan. Lain halnya ketika didukung dengan bekal maka akan terbantu untuk menuju sebuah tujuan.

Pembaca yang berbahagia. Memang hidup ini tidak ada yang gratis, semua membutuhkan biaya. Seperti pemenuhan buku-buku pelajaran, kamus, seragam sekolah, sepatu, makan, dan uang saku setiap hari. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka proses belajar menjadi terganggu. Semoga Allah memberikan kelonggaran rezeki yang halal kepada kita. Amiin..

Yang kelima adalah Petunjuk dari guru, sebagaimana diungkapkan Syekh Az-Zarnuji bahwa guru itu laksana dokter dan pelajar atau santri itu sebagaimana orang yang sakit atau pasien. Tentu penyakit itu tidak akan kunjung sembuh jika pasien tidak mendengar dan melaksanakan saran dokter. Begitu pula seorang santri atau pelajar sulit menuju keberhasilan jika tidak mendengar dan melaksanakan saran dari guru. Seperti mengikuti peraturan-peraturan yang ada di madrasah atau pondok pesantren, dan menjauhi larangan-larangan yang telah dibuat oleh seorang kyai, guru atau pembimbing. Mudahnya, jika kita ingin berhasil dalam belajar cukuplah dengan tidak banyak melanggar peraturan-peraturan madrasah atau pesantren.

Yang keenam adalah Waktu yang lama. Dalam hal waktu ini sangat relative, tergantung obyek ilmu pengetahuan yang akan dipelajari dan tergantung kualitas kesungguhan pelajarnya. Namun umumnya memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena semakin lama kita belajar, semakin banyak pula yang belum kita mengerti, karena sangat luasnya ilmu pengetahuan.

Pembaca yang berbahagia. Enam syarat tersebut yang hendaknya perlu dipenuhi oleh setiap pelajar, namun ada dua hal yang lebih penting. Yaitu yang pertama, niat yang benar dalam belajar dalam rangka mendapatkan  ridho Allah SWT. Karena memohon ridho Allah adalah permohonan yang paling tinggi, tidak ada lagi diatas-Nya. Yang kedua adalah sikap jujur sebab kejujuran itu menjadi kunci yang sangat penting untuk menuju keberhasilan upaya apa saja. Kedua hal tersebut akan menjadi ruh disetiap aktivitas belajar kita sehari-hari. Tidak kalah pentingnya dari dua hal tersebut untuk mendukung terwujudnya harapan menjadi santri atau pelajar yang berkualitas adalah berupaya selalu patuh terhadap peraturan-peraturan baik pondok pesantren maupun peraturan Madrasah.dengan demikian semoga semua santri atau pelajar Assalam sentiasa mendapat pertolonganNya untuk menjadi siswa /santri yang berhasil dan mendapatkan ridloNya Amin.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Saran dan kritik yang konstruktif senantiasa saya harapkan nantikan dalam penyempurnaan tulisan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan dan ridho-Nya kepada kita semua. Amiin…


Wallahu a’lam… 


*ilustrasi gambar diambil dari www.sinarharapan.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *